SINGKAWANG.
Sebanyak 40 peserta mengikuti pelatihan Fardhu kifayah yang difasilitasi oleh
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Singkawang Utara bekerjasama dengan Forum
Komunikasi Penyuluh Pendidikan Agama Islam (FK-PAI), Selasa (27/08). Materi
pelatihan fardhu kifayah diantaranya tata cara memandikan, mengafankan,
mensholatkan serta menguburkan jenazah orang Islam yang meninggal dunia.
Pelatihan yang berlangsung di Aula Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan
Singkawang Utara dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Singkawang, Drs.
H. Nahruji, M.Si dan didampingi oleh Kepala KUA Kec. Singkawang Utara, Beny
Arifin, S.Ag.
Dalam
sambutannya, Beny Arifin mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta yang
telah hadir mengikuti kegiatan pelatihan tersebut. Ia mengharapkan pelatihan
tersebut bisa bermanfaat dalam menambah ilmu pengetahuan tentang tata cara
penyelenggaraan jenazah. “Pentinganya pelatihan tersebut, karena terbatasnya
petugas fardhu kifayah yang ada di masyarakat. Hal ini disebabkan para
pendahulu sebelumnya telah meninggal dunia atau pun juga sudah uzur. Untuk itu
perlu generasi penerus untuk memahami tentang pelaksanaan penyelenggaraan
jenazah.” tegas Beny Arifin. Ia menjelaskan ketika seseorang meninggal dunia,
maka terdapat 4 (empat) hal yang harus disegerakan diantaranya: memandikan,
mengafankan, mensholatkan, dan memakamkan.
Adapun
Nahruji dalam sambutannya menyampaikan bahwa dengan pelaksanaan pelatihan
penyelenggaraan jenazah ini, diharapkan kedepan tidak lagi terdengar sulitnya
mencari orang yang bisa mengurusi jenazah. Ia mengimbau peserta agar tetap
meningkatkan pemahaman dan menambah ilmu pengetahuan Untuk memudahkan dalam
mempelajari dan mempraktekkan pelaksanaan fardhu kifayah. Paling penting,
setelah pelatihan peserta dapat mempraktekkannya di masyarakat. Demikian juga
dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat serta membina kader-kader Islami
yang mampu menangani hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan fardhu
kifayah. “Saya mengharapkan kepada para peserta pelatihan, agar dapat
menyamakan persepsi tentang penanganan fardhu kifayah,” ucapnya. pemikiran
tersebut lahir untuk mengantisipasi kekeliruan yang kemungkinan terjadi akibat
melemahnya pemahaman masyarakat tentang pelaksanaan penyelenggaraan jenazah. Nahruji
berharap kepada masyarakat untuk menjaga kerukunan umat beragama yang dilandasi
semangat toleransi, saling hormat menghormati dan menghargai dalam pengamalan
ajaran agama dan saling bekerja sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. “Kepada panitia pelaksana diucapkan terima kasih dan penghargaan
atas segala upaya yang telah dilaksanakan sehingga kegiatan penyelenggaraan
jenazah ini dapat terselenggara,” tuntasnya.(DH/skw)
0 comments:
Posting Komentar